Jumat, 22 April 2011

PENTINGNYA MEWUJUDKAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN YANG TERBUKA

     Pemerintahan yang baik dan demokratis haruslah diselenggarakan dengan terbuka. Tapi, kenyataannya itu samasekali tidak terwujud.
     Sejak bangsa ini merdeka tahun 1945 sampai dengan sekarang ini, belum pernah ada pemerintahan yang diselenggarakan secara terbuka dalam arti sebenarnya. Yang terjadi justru berbanding terbalik, pemerintahan dilaksanakan secara tertutup, penuh rahasia. Ada pembatasan ketat terhadap akses informasi penting berkenaan dengan penyelenggaraan pemerintahan. Di masa Orde Baru, pembatasan itu disertai kekerasan oleh aparat pemerintah terhadap masyarakat.
Akibat dari penyelenggaraan pemerintahan yang tidak terbuka yaitu terjadinya korupsi . Bisa dibilang penyalahgunaan jabatan politik untuk keuntungan dan kepentingan pribadi dan kelompok.
Karena ketertutupan penyelenggaraan pemerintahan telah berlangsung sekian lama, maka korupsi politik itu pun telah menjadi sebuah jaringan yang beroperasi sangat rapi, dari pusat sampai daerah. Negara kita bisa dikatakan sebagai salah satu dari antara sejumlah negara terkorup di dunia.
Korupsi politik itu ternyata membawa akibat lanjutan yang luar biasa, yaitu krisis di berbagai bidang kehidupan seperti politik, ekonomi, sosial budaya dan agama, pertahanan dan keamanan.
  • Di bidang politik, berbagai lembaga politik eksekutif, legislatif, dan yudikatif tidak bisa berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya. Eksekutif sangat sedikit menghasilkan kebijakan-kebijakan yang berpihak pada kepentingan umum. Legislatif jarang menghasilkan perundang-undangan yang konsisten untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Lembaga yudikatif juga sering menghasilkan putusan-putusan kontroversial, yang bertentangan dengan rasa keadilan masyarakat. Itu terjadi karena hukum bisa dibeli bagi siapapun yang memiliki uang dan dialah yang akan menang di pengadilan.
  • Di bidang ekonomi, berbagai kegiatan ekonomi tidak bisa berjalan secara wajar. Itu karena kegiatan perekonomian yang berjalan lambat. pengangguran terjadi dimana-mana dan tidak terjadi pertumbuhan dan pemerataan pendapatan yang signifikan.
  • Di bidang sosial dan agama, kehidupan sosial budaya diwarnai dengan pendewaan materi. Maksudnya hidup semata-mata untuk memperoleh kekayaan dan kenikmatan hidup tanpa memperdulikan moral dan etika. Hidup keagamaan pun hanya bersifat formalistik.
  • Di bidang pertahanan dan keamanan, terjadi ketertinggalan profesionalitas aparat yaitu kemampuan aparat tak sesuai dengan tuntutan perubahan jaman. Akibatnya  aparat tidak mampu mendeteksi, mencegah, dan mengatasi berbagai gejolak sosial dan gangguan keamanan yang terjadi di masyarakat.

   Singkat kata, pemerintahan yang tidak transparan akan memunculkan ketidakadilan di berbagai bidang kehidupan, yang bermuara pada terancamnya kelestarian kehidupan bangsa.
Maka, guna mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang terbuka, diperlukan undang-undang mengenai kebebasan informasi. Undang-undang ini stidaknya berisi ketentuan hukum yang :
a.       mewajibkan pemerintahan yang terbuka
b.      mewajibkan agar rapat-rapat lembaga-lembaga publik dilakukan secara terbuka
c.       memungkinkan adanya sumber informasi alternatif
d.      memberikan rincian yang sangat jelas mengenai pengecualian terhadap kebebasan informasi

sumber : pend. kewarganegaraan (Bambang Suteng, dkk)

Kamis, 21 April 2011

PENTINGNYA PENGAKUAN SUATU NEGARA

PENTINGNYA PENGAKUAN SUATU NEGARA OLEH NEGARA LAIN
Syarat untuk berdirinya suatu negara harus memiliki unsur-unsur antara lain :
1.      Rakyat
2.      Wilayah
3.      Pemerintahan yang berdaulat
4.      pengakuan dari negara lain

1.     Rakyat
    Rakyat adalah semua orang yang berada di dalam suatu negara atau menjadi penghuni negara. Di dalama suatu negara rakyat dapat dibedakan menjadi:
a.       penduduk dan bukan penduduk
b.      warga negara dan bukan warga negara

2.      Wilayah
     Wilayah negara adalah wilayah yang menunjukkan batas-batas dimana negara itu sungguh-sungguh dapat melaksanakan kekuasaannya atau kedaulatannya. Biasanya suatu negara meliputi daratan, lautan, udara.

3.  Pemerintahan yang berdaulat
   Pemerintah dalam arti luas adalah pemerintah sebagai gabungan dari semua lembaga kenegaraan yang meliputi badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif . Sedangkan pemerintahan dalam arti sempit adalah presiden dan para mentri, kabinet yang disebut badan eksekutif.
     Badan legislatif adalah badan pemerintahan yang berkuasa membuat hukum, legislatif dikenal dengan beberapa nama yaitu parlemen, kongres, dan asembli nasional. Dalam sistem parlemen, legislatif adalah badab tertinggi dan menunjuk eksekutif. Dalam Presidentil, legislatif adalah cabang pemerintahan yang sama dan bebas dari eksekutif.


4. Pengakuan dari negara lain
Menurut Oppenheim bahwa pengakuan dari negara lain terhadap timbulnya keberadaan negara, hanya semata-mata merupakan suatu syarat konstitutif. Bila dianalisis pernyataan tersebut sangat masuk akal karena tidak mungkin suatu negara dikatakan berdaulat kalau tidak memiliki rakyat, wilayah, dan pemerintahan yang berdaulat. Hal ini dapat disimpulkan bahwa syarat negara merdeka harus ada pengakuan dari negara lain yang berdaulat.
Ada dua macam pengakuan terhadap suatu negara, yaitu :
  1. Pengakuan secara  De Facto ialah pengakuan berdasarkan kenyataan adanya negara. Pengakuan ini diberikan berdasarkan kenyataan bahwa suatu masyarat politik itu telah memenuhi ketiga unsur syarat berdirinya suatu negara.
  2. Pengakuan secara De Jure ialah pengakuan terhadap sahnya suautu negara berdasarkan petimbangan hukum. Denga adanya pengakuan secara De Jure, suatu negara mendapat kewajiban-kewajiban dan hak-hak sebagai angota masyarakat internasional.

Refresi : Drs. Encang Iskandar, M.Pd., dkk (Pend. Kewarganegaraan)
              Wikipedia Indonesia

Selasa, 12 April 2011

ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB 5

DESAIN DAN STRUKTUR ORGANISASI FORMAL

Organisasi Formal adalah sistem kegiatan yang terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan di bawah kekuasaan dan kepemimpinan. Organisasi formal inin merupakan organisai yang dengan sengaja direncanakan dan strukturnya secara tegas disusun.

DESAIN STRUKTURAL ORGANISASI FORMAL
Struktur organisasi formal disusun adalah untuk membantu pencapaian tujuan organisasi dengan lebih efektif. Organisasi formal harus memiliki tujuan atau sasaran supaya tahu bagaimana menjalankan organisasi untuk mencapainya. Tanpa tujuan organisasi tidak mungkin membuat perencanaan maka tak akan ada ketentuan tentang jalannya organisasi. Selain itu tujuan diperlukan untuk menilai keberhasilan suatu organisasi. Tujuan organisasi ini akan menentukan struktur organisasinya, yaitu dengan menentukan seluruh tugas pekerjaan, hubungan antar tugas, batas wewenang dan tanggung jawab untuk menjalankan masing - masing  tugas tersebut. Jadi, struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang menunjukan seluruh kegiatan – kegiatan untuk pencapaian tujuan organisasi, hubungan antar fungsi – fungsi, serta wewenang dan tanggung jawabnya.

Strategi dan Struktur
Chandler menyimpulkan perubahan – perubahan strategi mengakibatkan perubahan – perubahan desain organisasional. Dia mengatakan bahwa “srtuktur mengikuti strategi”.
Ada strategi yang mempengaruhi struktur organisasi dengan penjelasannya sebagai berikut :
1.      Strategi menentukan kegiatan – kegiatan organisasional.
2.      Strategi mempengaruhi pemilihan teknologi dan orang – orang yang tepat untuk pelaksanaan kegiatan–
         kegiatan tersebut.
3.      Strategi menentukan lingkungan spesifik di mana organisasi akan beroperasi : hal ini juga mempengaruhi
         struktur.

Lingkungan Eksternal dan Struktur
Dalam pembahasan pengaruh lingkungan pada desain organisasi kita perlu membedakan tiga tipe lingjungan sebagai berikut :
1.      Lingkungan stabil, yaitu lingkungan dengan sedikit atau tanpa perubahan yang tidak diperkiraan
         atau tiba – tiba.
2.      Lingkungan berubah (changing environment), yaitu lingkungan di mana inovasi mungkin
         terjadi dalam setipa atau semua bidang yang telah disebut diatas produk.
3.      Lingkungan bergejolak (turbulent environment), bila pesaing mekempar produk baru dan
         tak terduga kepasaran.

Teknologi dan Struktur
Ada sejumlah hubungan antara proses teknologi dan struktur organisasi. Yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1.      Semakin kompleks teknologi semakin besar jumlah monaier dan tingkatan manajemen.
2.      Rentang manajemen para manajer lini pertama meningkat dari produksi unit ke massa dan
         kemudian turun dari produksi massa ke proses.
3.      Semakin tinggi kompleksitas teknologi perusahaan, semakin besar jumlah staf administrative
         dan klerikal.

Orang dan Struktur
        Pengertian dua kategori orang dalam organisasi : para manajer dan karyawan pada umumnya. Tentu saja, para manajer adalah juga karyawan, tetapi mereka mempunyai pengaruh – pengaruh khusus (unik) pada struktur organisasi, sehingga kita perlu membicarakannya secara terpisah.
Manajer dan Struktur. Seperti telah disebutkan di muka, nilai – nilai manajerial merupakan factor penting dalam penentuan strategi organisasi.

Proses Desain Organisasi
          Dalam teori,  proses desain organisasi dapat mulai dari bawah ke atas (bottom up) atau  dari atas ke bawah )top down). Dengan prosedur atas ke bawah, tujuan – tujuan organisasional umum diterjemahakn menjadi tujuan – tujuan khusus – sebagi sarana pencapaian hasil akhir yang diinginkan. Tujuan – tujuan ini kemudian menjadi dasar dengan mana serangkaian department dapat diorganisasi.

Pendekatan Kontigensi Dalam Organisasi
Jadi, menurut pendekatan kontigensi (contingency approach), tugas manajer dalam desain organisasi adalah menetapkan suatu “kesesuaian” efektif antara struktur organisasi dan variabel – variabel tersebut.

MODEL – MODEL STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi merupakan perwujudan yang menunjukan hubungan di antara fungsi – fungsi dalam suatu abggota organisasi yang menjalankan masing – masing tugasnya.
Berikut ini akan dibahas tiga model struktur organisasi yang dikenal : model tradisional, model hubungan manusiawi, dan model sumber daya manusia.

Model Tradisional
Bentuk umum model struktur tradisional secara esensial adalah pyramid.
Bentuk umum struktur organisasi tradisional ini akan berbeda untuk jenis operasi perusahaan yang berbeda pula. Struktur bentuk umum ini berpijak pada anggapan – anggapan model tradisional.
Organisasi – organisasi seperti ini efisien atau tidak tergantung paling tidak pada dua factor : (1) jumlah energy organisasional total yang diperlukan untuk menjaga struktur dalam menghadapi tekanan – tekanan internal dan eksternal dan (2) derajat penggunaan kemampuan berbagai daaya oleh struktur yang mencakup kemampuan semua anggotanya.

Model  Hubungan manusiawi
Model hubungan manusiawi, walaupun demikian secara eksplisit mengakui orang tidaklah selalu bertindak persis segaris dengan posisi – posisi dan hubungan – hubungan menurut struktur formalnya.
Model ini lebih meng”usul”kan bermacam – macam penyesuaian, teknik – teknik dan perilaku – perilaku strktural “off line”.

Model Sumber Daya manusia
Implikasi model sumber daya manusia pada struktur organisasi, walaupun abstrak, adalah jelas.
 Konsep model sumber daya manusia ini mencoba memaksimumkan fleksibilitas baik di dalam maupun di antara posisi – posisi yang berinteraksi.
Tujuan organisasi model sumber daya manusia ditetapkan bersama oleh manajer dan bawahannya, atau paling tidak bawahan dilibatkan. Tujuan bersama ini jelas merubah hubungan atasan dan bawahan yang diatur oleh model tradisional dan hubungan manusiawi.

DIMENSI – DIMENSI DASAR STRUKTUR ORGANISASI

Pembagian Kerja
Para anggota organisasi dihadapkan pada dua perhatian pokok : (1) pembagian kerja yang dilaksanakan dan (2) penentuan basis yang tepat untuk pengelompokan kegiatan – kegiatan agar menghasilkan satuan – satuan kerja yang efisien dan menguntungkan bagi organisasi secara keseluruhan. Pembagian atau dekomposisi seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan menjadi unsure – unsure kerja yang semakin kecil disebut “pembedaan horizontal’ atau lebih dikenal dengan istilah “pembagian kerja” (division of labor).

Berbagai Fungsi yang Melekat pada Struktur Organisasi
Kegiatan – kegiatan dan hubungan – hubungan sebagai fungsi – fungsi structural yang terjadi secara garis besar dapat diperinci sebagai berikut :
Wewenang. Arti wewenanag(authority) adalah hak melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan sesuatu.
Kekuatan. Kekuasaan (power) sering dicampur adukan dengan wewenang. Kekuasaan adalah kemampuan untuk melakukan hak tersebut.
Tanggung jawab. Tanggung jawab(responsibility) adalah kewajiban untuk melakukan sesuatu. Dalam organisasi, tanggung jawab adalah kewajiban seseorang untuk melakukan tugas atau fungsi organisasi.
Akuntabilitas. Tidak seperti tanggung jawab, akuntabilitas (accountability)adalah factor di luar individu dan perasaan pribadinya.
Hubungan lini dan staf. Masih berhubungan dengan konsep wewenang dikenal apa yang disebut hubungan lini dan staf.
Rentang kendali. Yang dimaksud dengan rentang kendali atau pengawasan (span of control) adalah berapa orang jumlah bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer atau atasan.
Sentralisasi dan desentralisasi. Bila wewenang didelegasikan atau dilimpahkan meluas dalam suatu organisasi, desentralisasi wewenang terjadi. Sebaliknya dalam organisasi di mana wewenang dipegang atau dipusatkan pada seseorang atau beberapa orang, kondisi sentralisasiwewenang tampak.
Kesatuan perintah adalah “satu orang, satu atasan”.

Departementasi
departementasi mencerminkan organisasi horizontal pada setiap tingkatan hirarki, dan berhubungan erat dengan prinsip spesialisasi klasik.
Departementasi yang lebih khusus, secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.      Waktu dapat dibagi menjadi shift pertama, shift kedua, dan shift ketiga.
2.      Pelayanan (service) yang mungkin mencerminkan kelas pertama, kelas kedua, dan kelas turis dalam
         suatu kapal pesiar.
3.      Langganan dapat terdiri dari departemen penjualan industry, pedagang eceran, pemerintah, militer dan
         konsumen akhir.
4.      Peralatan dapat diperinci, missal di dalam kelompok produksi menjadi departemen pemotongan,
         perakitan dan pembungkusan.
5.      Urutan angka (alpha – numerical)dapat digunakan  dalam pelayanan telephone di mana nomor –
         nomor 0000 – 5000 ditempatkan dalam sutu departemen dan nomor – nomor 5001 – 9999 dalam
         departemen lain.
Departementasi fungsional.Pendekatan fungsional untuk pengelompokan kegiatan – kegiatan organisasi ini mungkin merupakan tipe departementasi yang paling umum dan luas digunakan dalam merancang struktur organisasi.
 Kebaikan utama departementasi fungsional adalah berkaitan dengan aspek – aspek positif spesialisasi. Secara teoritis, fungsionalisme akan meningkatkan efisiensi dan memungkinkan pemanfaatan karyawan dan peralatan paling ekonomis.
 Departementasi fungsional cocok untuk lingkungan yang stabil, memerlukan koordinasi internal minimum , dan sedikit membuthkan keterampilan – keterampilan pribadi.

Departementasi Produk. Dengan berkembangnya organisasi formal departementasi fungsional menjadi semakin sulit dan tidak praktis lagi.
Jadi, departementasi produk merupakan pengelompokan kegiatan – kegiatan atas dasar perbedaan barang – barang dan/atau jasa – jasa menurut perbedaan – perbedaan cara produksi dan/atau pemakaian akhir.

Departementasi Wilayah. Bila organisasi beroperasi di wilayah –wilayah yang tersebar, maka departementasi atas dasar wilayah akan diperlukan. Tipe departementasi wilayah ini sering juga disebut departementasi local, daerah, regional ataupun geografis.

DESAIN STRUKTURAL MODERN
Beriktut ini akan diuraikan dan dianalisa berbagi model struktural lebih baru yang tekah dirancang dan diimplementasikan untuk menghadapi tantangan – tantangan tersebut.

Organisasi proyek
            Bentuk  organisasi proyek umum dipakai dalam industri ruang angkasa dan juga menjadi semakin luas digunakan dalam organisasi – organisasi bisnis, pemerintahan, dan militer lainnya.
Struktur proyek diciptakan bila manajemen memutuskan sejumlah besar kekuatan dan sumber daya organisasi untuk suatu periode tertentu pada pencapaian suatu tujuan proyek khusus.

Berbagai Tipe struktural Proyek
Ada beberapa macam bentuk struktural proyek :
 Bentuk pertama adalah organisasi proyek individual.
Tipe kedua adalah organisasi proyek staf.
Variasi ketiga adalah orgsnisasi proyek “intermix”.
Tipe keempat disebut organisasi proyek agregat.

Organisasi Matriks
Organisasi matrik (matrix organization) dianggap sebagi suatu bentuk organisasi proyek plus organisasi fungsional dan nama – namanya digunakan dengan saling dapat diperlukan.
Peranan manajer proyek adalah mangatur waktu, kualitas dan standar biaya proyek agar sesuai dengan rencana.
Lebih lanjut, manajer proyek sering melakukan kegiatan dengan orang – orang yang bukan menjadi karyawan organisasi, seperti subkontraktor, penyedia (supplier) dan langganan.
Bentuk organisasi matriks ini akan sangat bermanfaat bila :
1.      Kegiatan mempunyai waktu penyesuaian yang terbatas dan schedule waktu harus ditepati.
2.      Pengendalian biaya merupakan factor kritis.
3.      Banyak keterampilan atau keahlian khusus yang membutuhkan koordinasi bagi penyelesaian proyek.
4.      Kegiatan – kegiatan yang belum dikenal para anggota tim proyek.
Organisasi Bentuk Bebas
Tipe organisai yang berkaitan erat dengan model – model proyek dan matriks adalah struktur organisasi modern bentuk bebas (free – form organization). Kadang – kadang disebut naturalistic atau organik.
Tipe organisasi bentuk – bebas dapat dipandang sebagai perluasan pola desentralisasi. Dan disamping itu ada dua karakteristik umum tipe organisasi ini




Karya : Sukamto .R. dan T. hari hando

ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB 2

TEORI ORGANISASI KLASIK 
Teori klasik dalam tiga aliran : birokrasi, teori administrsi, dan manajemen alamiah.
Birokrasi dikembangkan dari ilmu sosiologi. Sedangkan teori administrasi dan manajemen ilmiah dikembangkan langsung dari pengalaman praktek manajemen. Teori administrasi memusatkan diri pada aspek makro dari organisasi. Aliran manajemen ilmiah member tekanan pada karyawan dan mandor dalam kegiata perusahaan, atau elemen mikro sebagai suatu bagian dari proses kerja.

TEORI BIROKRASI
Kata birokrasi mula-mula berasal dari kata lega rasional. Organisasi disebut rasional dalam halpenetapan tujuan dan perancangan organisasi untuk mencapai tujuan tersebut. Menurut Weber bentuk organisasi yang birokratik secara kodratnya adalah bentuk organisasi yang paling efisien. Weber mengemukakan karakteristik-karakteristik birokrasi sebagai berikut :
1.      Pembagian kerja yang jelas.
2.      Hirarki wewenang yang dirumuskan secara baik.
3.      Program rasional dalam pencapaian tujuan organisasi.
4.      Sistem prosedur bagi penanganan situasi kerja.
5.      System atuarn yang mencakup hak-hak dan kewjiban-kewajiban posisi para pemegang
         jabatan.
6.     Hubungan- hubungan antar pribadi yang bersifat “impersonal”.
Jadi, birokrasi adalah sebuah model organisasi normative, yang menekankan struktur dalam
organisasi.

TEORI ADMINISTRASI
Teori administrasi adalah bagian dari teori organisasi klasik. Teori administrasi juga berkembang sejak tahun 1900. Teori ini sebagian besar dikembangkan atas dasar sumbangan  Henri Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa. Serta Mooney dan Reily di amerika.
MANAJEMEN ILMIAH
Bagian ketiga dari teori klasik adalahmanajemen ilmiah, (Scientific Management). Manajemen ilmiah dikembangkan mulai sekitar tahun 1900 oleh Frederick Winslow Taylor, telah dipergunakan cukup luas.  Teori manajemen ilmiah masih banyak dijumpai dalam praktek-praktek manajemen modern.
F.W. Taylor mencoba mengembangkan metode yang lebih efisien dengan mengadakan pendekatan ilmiah terhadap masalah-masalah manajemen. Sebagai hasilnyan dia mengemukakan empat kaidah dasar manajemen yang harus dilaksanakan dalam organisasi perusahaan, yaitu : 
1.      Menggantikan metode-metode kerja dengan berbagai metoda yang dikembangkan atas dasar
         ilmu pengetahuan.
2.      Mengadakan seleksi, latihan-latihan dan pengembangan para karyawan secara ilmiah
3.      Pengembangan ilmu tentang kerja serta seleksi, latihan dan pengembangan secara ilmiah harus
         diintegrasikan.
4.      Untuk mencapai manfaat manajemen ilmiah,perlu dikembangkan semangat dan mental.

TEORI KLASIK : ANATOMI ORGANISASI FORMAL
Teori organisasi klasik hampir sepenuhnya menguraikan anatomi organisasi formal.
Definisi Organisasi Formal
Tiga unsur pokok organisasi formal yang selalu muncul dalam literature-literatur manajemen adalah :
1.      Sistem kegiatan yang terkoordinasi
2.      Kelompok orang
3.      Kerjasama untuk mencapai tujuan.
Organisasi formal adalah system kegiatan yang terkoordinansi dari sekelompok orang yang bekerja bersama orang yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan di bawah kekuasaan dan kepemimpinan.
Dasar-dasar organisasi menurut teori klasik
Koordinasi bergantung pada empat kondisi pokok yang harus ada sebelum “kesatuan kegiatan” (unity  of action) itu mungkin terjadi. Kondisi-kondisi tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Kekuasaan – bisa demokratis atau otokratis
2.      Saling melayani – yang merupakan legitimasi social pada organisasi.
3.      Doktin – dalam arti hal ini merupakan rumusan tujuan organisasi
4.      Disiplin – diartikan sebagai perilaku yang ditentukan oleh perintah atau pengendalian diri.

BAB 3

TEORI ORGANISASI NEOKLASIK
Teori neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Teori merubah, menammbah, dan dalam banyak hal memperluas teori klasik. Anggapan dasar teori neoklasik adalah menekankan pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok kerjanya.
PERKEMBANGAN TEORI NEOKLASIK
Perkembangan teori neoklasik dimulai dengan inspirasi percobaan-percobaan yang dilakukan hawthorne, serta tulisan Hugo Munsterberg.
KRITIK DAN “USUL” PERUBAHAN NEOKLASIK PADA TIANG DASAR TEORI ORGANISASI FORMAL.
Pengikut aliran neoklasik adalah mereka yang membahas kelemahan model klasik pada perilaku organisasi, tetapi tidak menentang seluruh teori klasik.
Pembagian kerja (division of labor)
Sejak pembagian kerja dilakukan, timbul masalah yang disebut anomie. Anomie adalah situasi dimana pedoman kerja tidak ada (“lack of rule”) dan disiplin diri diri menjadi berkurang (“lack of self-discipline”). Dan akibat adanya pembagian kerja adalh spesialisasi yang mengakibatkan orang terpecah-belah, merasa cemburu (iri) dengan orang lain, dan sebagainya.
Oleh karena itu eori neoklasik mengemukakan perlunya :
1.      Partisipasi
2.      Perluasan kerja (job enlargement)
3.      Management bottom-up
Proses-proses Skalar dan Fungsional
Proses scalar dan fungsional (scalar and functional processes) menimbulkan berbagai masalah dalam pendelegasian wewenang dan tanggung jawab.
Struktur Organisasi
Tentang struktur organisasi, teori neoklasik menyatakan bahwa struktur merupakan penyebab terjadinya pergeseran-pergeseran (frictions) di antara orang-orang yang melaksanakna fungsi yang berbeda-beda.

PANDANGAN NEOKLASIK TERHADAP ORGANISASI INFORMAL
Organisai informal terdiri dari orang-orang yang bergabung menjadi suatu kelompok dalam kerjanya, tetapi penggabungan ini tidak ditentukan dalam “blue-print”.
Factor-faktor yang dapat menentukan munculnya organisasi informal, antara lain : 
(1) Lokasi : Untuk membentuk suatu kelompok. 
(2) Jenis Pekerjaan : Ini merupakan factor kunci yang menentukan munculnya dan komposisi
     organisasi informal. 
(3) Minat (interest) :Walaupun orang-orang mungkin ada pada lokasi yang sama, mengkentakan
     kerja yang sejenis, perbedaan minat di antara mereka. 
(4) Masalah-masalah khusus : Dalam hal ini orang-orang yang tidak mempunyai minat, pekerjaan,
     dan lokasi yang sama bergabung bersama untuk kepentingan khusus.

BAB IV

TEORI ORGANISASI MODERN
Teori modern melihat semua unsure organisai sebagai satu kesatuan. Organisasi adalah satu system terbuka yang harus – menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungannya. Teori modern adalah multidisiplin dengan sumbangan dari berbagai bidang disiplin ilmu pengetahuan.
DASAR PEMIKIRAN TEORI ORGANISASI MODERN
Teori organisasi dan manajemen dikembangkan sejak tahun 1950. Teori organisasi modern lebih dinamis daripada teori-teori lainnya dan meliputi lebih banyak variabel yang dipertimbangkan.
Teori modern bisa disebut sebagai organisasi dan manajemen umum yang memadukan teori klasik dan neoklasik dengan konsep-konsep yang lebih maju. Teori modern menyebutkan bahwa kerja suatu organisasi adalah sangat kompleks, dinamis, multilevel, multidimensional, multivariable, dan probabilistic. Organisai terdiri atas 3 unsur : 
(1) unsur struktur yang bersifat makro. 
(2) Unsur proses yang juga bersifat makro dan 
(3) Unsur perilaku anggota organisasi yang bersifat mikro. Ketig saling kait-mengkait dan sebenernya
      tak terpisahkan satu sama lain.
Teori sistem Umum
Tujuan teori sistem umum adalah penciptaan suatu ilmu pengetahuan organisasional universal dengan menggunakan elemen-elemen dan proses-prose umum seluruh sistem sebagai titik awal.
Teori organisai modern kesamaan dengan teori sistem umum dalam cara memandang organisasi sebagai sesuatu yang terintegrasi. Teorisitem umum membicarakan setiap tingkatan sistem, sedangkan teori organisai modern memusatkan diri terutama pada tingkat organisasi manusia.                                           Teori Organisasi Sebagai Kerangka Sistem
Teori organisasi modern adalah multidisipliner yang konsep-konsep dan teknik-tekniknya dikembangkan dari banyak bidang studi, seperti sosoiologi, teori administrasi, ekonomi, psikologi, ekologi, operations research, dan banyak bidang-nidang lainnya.
Bagian-bagian dari sistem dan saling ketergantungannya. Bagian sistem pertama sistem adalah individu.
Bagian kedua sistem adalah penentuan fungsi-fungsi formal, yang biasa disebut organisasi formal.
Bagian ketiga dalam sistem organisasi adalahorganisasi formal.
Bagian keempat adalah struktur status dan peranan.
Bagian kelima adalah lingkungan phisikpelaksanaan pekerjaan.
Teori organisasi modern menunjukan tiga proses hubungan universal yang selalu muncul pada sistem manusia dalam perilakunya berorganisasi. Ketiga proses tersebut adalah komunikasi, berusaha untuk mencapai keseimbangan, dan pengambilan keputusan.
(1)   Komunikasi sering disebut juga dalam teori neoklasik, tetapi tekanannya pada deskripsi bentuk
       kegiatan komunikasi, yaitu formal-informal, vertical-horizontal dan lini-staf.
(2)   Konsep keseimbangan adalah mengenai penyeimbangan mekanisme yang dengan jalan menjaga
       hubungan structural yang harmonis antar bagian-bagian dalam sistem.
(3)   Proses Pengambilan keoutusan adalah variabel internal dalam suatu organisasi yang tergantung
       pada pekerjaan-pekerjaan, harapan-harapan individu, motivasi dan struktur organisasi.

PENDEKATAN-PENDEKATAN MANAJEMEN
Pendekatan-pendekatan manajemen, yaitu pendekatan-pendekatan proses, perilaku, sistem dan contingency(situasional).
Pendekatan Proses
Pendekatan proses dalam manajemen juga disebut pendekatan fungsional, operasional, universal, tradisional atau klasik.
Pendekatan Keperilakuan
            Pendekatain ini sering disebut pendekatanhubungan manusiawi dengan (rotation approach).
Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan ini menganalisa masalah-masalah manajemen secara logika dan mengembangkan berbagai alternative keputusan pemecahnya.
Pendekatan Sistem
Pendekatan ini memberikan kepada manajemen cara memandang organisasi sebagai keseluruhan dan sebagian bagian lingkungan eksternal yang lebih luas.
Pendekatan Contigency(situasional)
Pendekatan contingency bermaksud untuk menjembatani gap yang ada antara teori dan praktek ini. Di samping itu, pendekatan contingency memasukan variabel-variabel lingkungan dalam analisisnya, karena perbedaan kondisi lingkungan akan memerlukan aplikasi konsep atau teknik manajemen yang berbeda pula.

Karya : Sukamto .R. dan T. hari handoko